Seingatku, satu hal paling aku takuti waktu kelas 3 SMA di dunia ini adalah
SBMPTN 2013. Yup, aku bener-bener takut nggak lolos SNMPTN dan harus mengikuti
SBMPTN. Bayangin soalnya yang super rumit dan level seharusnya bukan buat anak
SMA, sukses bikin aku ngeri tiap disinggung tentang SBMPTN. Selain itu, aku
juga nggak punya persiapan sama sekali kalo SNMPTNku gak lulus dan harus ikt SBMPTN.
Nggak kayak kebanyakan teman-temanku yang lain, aku nggak ikut bimbel persiapan
SBMPTN. Karena sejak awal, aku sendiri pesimis walaupun ikut bimbel, itu bakal
ngefek ke aku atau nggak.
Tidak hanya itu, hal
lain yang membuat gw takut banget ikut SBMPTN adalah gara-gara try out SBMPTN yang
diselenggarakan ALD (Alumni Kediri yang kuliah di Bandung) namanya
Transformasi. Itu try out SBMPTN pertama yang aku ikuti. Soalnya bener-bener
susah. Sesusah-susahnya sampai ngerjain pelajaran matematika yg gw suka aja,
aku nggak bisa. Blank banget. Apalagi aku nggak tau peraturan-
peraturan dalam mengerjakan soal SBMPTN. Pokonya bener-bener give up dan kapok ikut try out SBMPTN lagi. Urutan hasil try outku pun juga termasuk yang di bawah. Itu adalah try out pertama dan terakhir yang aku ikuti di masa SMA karena saking syok dan kapoknya aku.
peraturan dalam mengerjakan soal SBMPTN. Pokonya bener-bener give up dan kapok ikut try out SBMPTN lagi. Urutan hasil try outku pun juga termasuk yang di bawah. Itu adalah try out pertama dan terakhir yang aku ikuti di masa SMA karena saking syok dan kapoknya aku.
Tapi, selain memberikan
kenangan yang buruk, try out itu yang membuat aku benar-benar bertekad untuk
memperjuangkan SNMPTN. Pokoknya aku harus lolos SNMPTN supaya nggak perlu ikut
SBMPTN. Akibatnya, aku jadi kalap. aku yang dulunya nggak pernah tertarik ikut lomba apapun di luar sekolah
gara-gara sibuk mengejar nilai raport, mulai suka ngeliatin mading tempat
menempelnya poster-poster pengumuman lomba. Karena, berdasarkan
pengalaman dari kakak kelas, salah satu indicator yang mampu memperbesar
peluang lolos SNMPTN adalah dilihat dari jumlah prestasi siswa. Padahal, dulunya aku cuma suka ngeliatin mading yang ada kumpulan cerita humornya
doang. Akhirnya, aku ikut lomba Olimpiade Matematika se-karesidenan Kediri yang diadain
salah satu universitas swasta di Kota Kediri. Aku pengen dari tingkat kecil
dulu. Nggak berani langsung yang tinggi. Lagipula tujuan utamaku adalah mencari
penghargaan sebanyak mungkin. Pesimis sih sebenarnya. Mengingat gw nggak pernah belajar dan ikut Olimpiade
Matematika. Dulu gw tertarik, tapi seiring berjalannya waktu, rasa itu hilang
dengan sendirinya. Oke, aku
percaya bahwa nggak ada keberhasilan tanpa adanya usaha. Akhirnya, aku
pinjem buku olimpiade matematika ke teman sekelasku yang rajin beli buku
pelajaran apapun. Oh ya, waktu ikut olimpiade ini, gw nggak bilang ke satupun
warga sekolah. Teman sekelas jg nggak. Alasan klise sih, malu kalo kalah. Hehe.
Jadi waktu pinjem buku ke temenku itu, aku nggak bilang mau ikut lomba, aku cuma
bilang pengen baca2. (seingatku sih gitu…)
Langsung
ke final part dari lomba pertama di luar sekolah yang aku ikuti ketika SMA,
akhirnya aku menang. Iya, menang! Jadi juara 1. Haha… nggak ngira juga bisa
menang. Walaupun nggak seprestisius lomba tingkat provinsi, aku cukup bangga
lah bisa menang di lomba pertama. Nggak peduli apakah nantinya akan menjadi
pertimbangan buat SNMPTN, tapi yang jelas bisa punya satu piagam penghargaan
juara yang bukan di tingkat sekolah, itu adalah satu kebahagiaan tersendiri
buatku. Karena sebelumnya, lomba-lomba
yang aku ikuti dan menangin adalah di tingkat sekolah. Itupun nggak secara pribadi, tapi berkelompok. Iya, aku sering ikut lomba ya cuma waktu ada acara-acara tertentu di sekolah. Kayak waktu kegiatan milad, kegiatan setelah semesteran, atau hari-hari khusus seperti hari kartini, dsb. Walaupun lumayan sering menang, kayak lomba CCA, lomba Blog, lomba olahraga, semacam basket dan voli, tapi yang namanya lomba sekolah ya niatnya cuma pengen membawa nama baik kelas juga kan. Buat nambah-nambah koleksi piala di kelas lah.
yang aku ikuti dan menangin adalah di tingkat sekolah. Itupun nggak secara pribadi, tapi berkelompok. Iya, aku sering ikut lomba ya cuma waktu ada acara-acara tertentu di sekolah. Kayak waktu kegiatan milad, kegiatan setelah semesteran, atau hari-hari khusus seperti hari kartini, dsb. Walaupun lumayan sering menang, kayak lomba CCA, lomba Blog, lomba olahraga, semacam basket dan voli, tapi yang namanya lomba sekolah ya niatnya cuma pengen membawa nama baik kelas juga kan. Buat nambah-nambah koleksi piala di kelas lah.
Dan
yeah, back to the main topic, berkat keberhasilan lomba pertama itu, aku jadi
termotivasi untuk ikut lomba-lomba lainnya. Nggak peduli menang atau kalah,
yang penting triying dulu lah. Dan nggak lupa pula buat mikir-mikir dulu
sebelum ikut lomba. Semacam misalnya : Apakah kemungkinan menang di lomba ini
bakal gede? Kalo, menurutku di lomba itu kemungkinan menangku kecil, aku nggak
bakal ikut lomba itu. Aku nggak mau wasting time di saat genting-gentingnya
SNMPTN. Yang aku pikirkan adalah menang, bukan nilai prestisiusnya.
Link Journey part 1 : A journey
>>the next part will come
back soon :)
See ya!
blognya keren
ReplyDeleteTrims ya
ReplyDeleterespek
ReplyDeletetrima kasih
ReplyDelete